Tiga Tahun lagi Akan Terjadi Ledakan Properti


Berita Asli - Ledakan properti akan terjadi pada tahun 2018 mendatang. Saat itu, kebutuhan hunian dan komersial akan meningkat seiring bertambahnya jumlah pasokan. 
Harga jual dan sewa pun semakin menarik untuk investasi yang terdorong ke arah pertumbuhan lebih positif. 

Berlakunya integrasi pasar tunggal Asia Tenggara atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada 31 Desember 2015 lalu, akan memaksa Bank Indonesia (BI) menurunkan tingkat suku bunganya menjadi lebih kompetitif. 

Selain itu, tingkat inflasi yang ditargetkan menyentuh level 3,4 persen atau terendah sepanjang 10 tahun, juga bakal membuat sektor properti bergairah kembali.



Dengan begitu, suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR) pun akan rendah dan mengikuti penurunan tingkat inflasi serta BI Rate.

Demikian pemaparan dan prediksi Direktur Eksekutif Pusat Studi Properti Indonesia (PSPI) Panangian Simanungkalit kepada Kompas.com, usai prosesi peletakan batu pertama Wismaya Residence di Bekasi, Minggu (31/1/2016).

"Untuk itu, saya menganjurkan konsumen baik dengan motif investasi maupun pengguna akhir (end user) untuk segera membeli properti tahun ini. Ini saat yang tepat beli properti," tuturnya. 

Panangian memberi alasan, kuartal pertama 2016 merupakan momentum buyer's market atau banyak orang yang membutuhkan uang.

Fenomena tersebut disebabkan uang yang beredar di masyarakat sedikit. Tingginya tingkat inflasi dan suku bunga juga mendorong konsumen dan investor menunda pembelian.

Akibatnya penjualan properti mengalami penurunan tajam hingga 30 persen. Wajar jika akhirnya, harga properti yang ditawarkan sangat kompetitif, karena terkoreksi.

Momentum tepat membeli properti, Panangian melanjutkan, akan berlangsung sampai bulan Maret tahun ini. Setelah itu, harga akan merangkak naik yang didorong membaiknya kondisi ekonomi.

"Saat itu giliran uang cari barang. Banyak uang beredar. Inflasi dan suku bunga juga turun," kata Panangian.



Selain rendahnya inflasi dan stabilitas suku bunga, stimulan lain yang mendorong sektor properti menjadi semakin prospekstif adalah pekerjaan infrastruktur yang dipercepat, sehingga uang beredar di masyarakat semakin meningkat.

"Jangan lupa juga bonus demografi dengan kelas menengah sebagai penggeraknya. Merekalah yang akan membeli properti karena memang membutuhkan," kata Panangian.


Dia memproyeksikan properti yang akan menjadi incaran kalangan kelas menengah ini adalah rumah dengan harga Rp 500 juta hingga Rp 1 miliar dan apartemen dengan patokan sekitar Rp 12 juta hingga Rp 20 juta per meter persegi.

"Karena permintaannya tinggi, maka kemungkinan pertumbuhan hunian kelas menengah ini akan mencapai 10 persen tahun ini," sebut Panangian. 



Sementara rumah kelas atas dan apartemen dengan harga lebih Rp 20 juta per meter persegi masih harus menunggu perubahan perilaku investor. Pasalnya, para pembeli apartemen dengan harga setinggi ini sebagian besar merupakan investor. 


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Tiga Tahun lagi Akan Terjadi Ledakan Properti "

Posting Komentar